Minggu, 04 Juli 2010

Kost Hantu...

0 komentar


Seminggu ini dikost sedang dalam ketakutan penampakan yang ngak jelas dari mana sumber hantunya. Kostku memang beragam penghuninya mulai dari kumpulan cewek-cewek muda dengan berbagai tipe, hingga nenek-nenek yang tak menapak tanah. Hiyyyy syerem banget! Dikost aku lah yang paling berani diantara semua, sering di panggil “dukun’nya kost” (*coz muka ku bunder kaya cincin mbah dukun). Tapi kejadian penampakan akhir-akhir ini sering membuatku takut ngak karuan, dukunnya aja takut apa lagi anak buah dukunnya ya?

Ku perkanalkan satu temanku, atin namanya karena dia lebih tua makanya kita semua memanggilnya dengan sebutan “Mbak Atin” alias “Ratu Setan” (*kasian dapet gelar yang mistis). Mbak Atin adalah cewek yang hobbinya curhat sana sini, dengan pemikiran yang kurang sehat (*menurut pengakuannya dia menderita skizofrenia, betul atau ngak nya ya nda tau!). Setiap curhatannya pasti dibumbui oleh hal-hal yang mistis, santet, pesugihan, hantu Ibunya, dan lain-lain lagi membuat kami yang sering dicurhati itu merinding, dan jadi parno sendiri.

Awalnya kami ngak tergganggu, biasa aja berteman akrab dan baik dengan Mbak atin karena sikapnya yang ramah, dan ringan tangan kalo sama teman dia juga perhatian dan baik. Ya meskipun kuping tebal kalo denger curhatannya di tambah dia suka teriak-teriak ngak jelas kalo lagi marah-marah sama pacarnya yang berkunjung ke sarang hantunya (*menurut pakar hantu, pusat keberadaan hantu kost ada dikamar Mbak atin).  Namun lama-lama kami lelah juga harus ketakutan setiap hari. Pernah ketika aku yasinan di kamarku yang kebetulan berdepanan dengan kamar Mbak Atin suara ku seperti hilang dan terasa tercekik ada bayangan hitam di depan sajadahku. Bukan mimpi kawan, ini nyata!

Rutinitas ngerumpi kami di kamar achie belakangan ini sibuk membahas tentang hantu, diselingi pengakuan teman-teman yang pernah tidur bareng dengan Mbak Atin yang pernah di ganggu juga oleh teman-teman yang tak terlihat. Ada berbagai versi cerita yang menyeramkan, achie mengaku kalo dia mengalami “tindihan” atau “rep-repan” ketika tidur dengan Mbak Atin. Ketika Achie sadar dari tindihannya dia ngomong ke Mbak Atin, “Iya Mbak itu tadi yang suka ikut sama saya!” jawab Mbak Atin santai. Ichhhh dech jangan ganggu! (*lama-lama terusik, dan kita mulai menjauhi dia).

Lain hal dengan yang dialami oleh cha-cha, dia mengaku mimpi buruk tentang hantu semalaman suntuk, tapi ngak bisa bangun sebelum subuh, hmmm betah juga ya mimpinya (*kalo mimpi semaleman dengan Ariel peterpan mah aku juga mau! Kalo sama hantu, ngak banget dech!). Setelah pembicaraan yang sangat panjang dan memeras otak (*kaya cucian aja diperas) akhirnya kami memutuskan untuk yasinan bersama malam jum’at besok dan sudah dapat dipastikan kalo yasinannya dilaksanakan di kamarku, karena tempatnya paling strategis kerena menghadap langsung ke kamar Mbak Atin, biar lebih afdol katanya.

Malam jum’at pun tiba, magrib mulai menjelang kami sibuk mengundang teman-teman yang lain untuk menghadiri yasianan nanti ba’da magrib. Aku dan chacha menjadi seksi konsumsi, mengumpulkan uang sumbangan lalu pergi membeli makanan cemilan yang akan kami makan setelah acara yasinan nanti (*persis pengajian di masjid-masjid). Magrib pun tiba, semua sudah disiapkan sehabis solat magrib semua anak berkumpul dikamarku. Ketika kami mau mulai datanglah “Mas Nopen” (*pacar Mbak Atin) dia bertanya “Wah mau yasinan ya? Ikut dong?” mau bagaimana lagi akhirnya kami persilakan dia ikut yasinan bersama kami, meski dia hanya lelaki sendiri, alhasil dialah yang kami tunjuk untuk jadi imam dalam acara yasinan ini. “Dah dimulai aja mas langsung!” ucapku member aba-aba untuk teman-teman yang lain untuk bersiap.

Acara yasinan berjalan lancar, tak lupa kami membuat air doa selama yasinan yang nanti akan kami masukan ke dispenser milik mbak atin, biar insyaf katanya hahahhaa ada-ada ajach (*kalo air doa untuk badan biar langsing ada ngak ya?). Suasana menegang (*kaya diruang sidang aja) ketika penyakit “sedikit gila” Mbak Atin kambuh. Selesai kami yasinan terdengar gaduh dari kamar Mbak Atin jelas terdengar suara kaca yang pecah, entah terbentur apa. Kumpulan mukena mukena putih merapat ketakukan “Mbak Atin ngamuk lagi kan?” celetuk nimas (*salah seorang anggota kost yang terkenal paling alim) “sssttttt.. ntar Mbak Atin nya denger lho!” kataku.

Mas Nopen keluar dan menuju ke kamar Mbak Atin, mereka bertengkar. Banyak kata-kata kurang mengenakan di dengar dari kamar, mulai A sampai Z, eh bawa-bawa kebun binatang pula. Ya kami hanya berharap suasana akan mereda. Apa salah kami? Kami hanya merasa ketakutan akan hantu, lalu yasinan, dan berakhir dengan perang dunia (*yang keberapa ya?). satengah jam kemudian Mbak Atin dan pacarnya pergi, namun sepertinya mereka lupa menguncin pintu, hmmm kesempetan besar untuk measukan air doa ke dalam dispenser (*kaya di film-film ya? Tapi ini nyata lo!).

Kami membagi tugas, aku dan eric masuk ke dalam kamar Mbak Atin, dan yang lainnya berjaga kalau mbak atin datang. Spontan aku menangis ketakukan melihat penampakan “mister G” alias genderuwo yang bertenger di depan kamar Mbak Atin, matanya merah melotot. “Des, jangan teriak, biasa aja!” bentak achie. Biasa gimana??? Aku ketakutan setengah mati, kalo di film pasti di tambahkan dengan musik yang luar biasa menakutkan. “astagfirullah….” Spontan achie ketakutan karena dia meliahat yang sama dengan yang kulihat. Suasana makin memanas, karena anak-anak yang lain tidak bisa melihat tapi ikut merasakan ketakutannya. Sumpah memacu adrenalin yang sangat dahsyat (*lebih tegang dari pada saat menonton film keramat, hayo dah nonton blum?).

Ketika suasana mulai tenang, aku masuk ke kamar Mbak Atin bersama Eric. Sebelum masuk kami membaca ayat kursi sebanyak tiga kali untuk penjagaan, dengan cepat kami gulingkan gallon dari dispenser dan memasukan sebotol air doa ke dalamnya. Rasanya mau pingsan ketika ku lihat “mister G” menaiki punggung Eric, namun Eric tak merasakannya. Kami segera keluar setelah mengelap sedikit bekas tumpahan air dan berkumpul dengan teman yang lain dilantai bawah. Ada bekas memar merah di pundak Eric karena kejadian “mister G” tadi, ya sudahlah yang penting kan airnya sudah masuk. Kami berdoa sepenuh hati agar Mbak Atin insyaf dan menyadari semuanya bahwa ilmu hitam itu tidak baik untuk kehidupan kita, dan juga tidak baik untuk kantong, “Lho?” ya iyalah kan mahal buat beli kemenyan, kembang, dan segala macam jenisnya. Hahahhaa memang kejadian yang sangat menegangkan dan menakutkan.

Lambat kemudian suasana mencair, meski ada trauma yang tertinggal di kepalaku. Kami kembali seperti biasa nge-rumpi meskipun masih saja di warnai oleh hantu. Acara kami kemudian dilanjutkan dengan makan-makan bakso jam 11 malam, biar tambah nduuuttttt cemua. Semoga air doa itu bereaksi yang baik untuk Mbak Atin, aminnnn,,,,, 1000x ya? ^_^

0 komentar:

Posting Komentar